![]() |
Gambar Ilustrasi oleh Tim IT Seputar Desa |
Di era serba digital seperti saat ini, pelayanan publik tidak lagi harus dilakukan secara manual, lambat, dan menyulitkan warga. Pemerintah desa pun kini dituntut untuk ikut bertransformasi agar mampu memberikan layanan yang lebih efektif dan transparan kepada masyarakat. Salah satu terobosan yang mendukung hal ini adalah kehadiran platform Digides—Digitalisasi Desa—yang hadir untuk mempermudah urusan administrasi dan pengelolaan data di tingkat desa.
Melalui Digides, warga desa kini bisa mengakses berbagai layanan surat-menyurat tanpa harus datang ke kantor desa. Pengajuan surat keterangan, pengantar, atau administrasi kependudukan lainnya bisa dilakukan kapan saja, bahkan dari rumah, cukup lewat perangkat digital. Ini adalah langkah besar menuju pelayanan publik yang cepat dan responsif.
Tak hanya itu, Digides juga menjadi solusi dalam penataan data penting seperti data kependudukan, data anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes), hingga data bantuan sosial (bansos). Dengan sistem yang terintegrasi, perangkat desa dapat mengelola dan memperbarui data secara real-time, sekaligus memudahkan monitoring oleh masyarakat dan lembaga pengawas. Hal ini penting untuk mencegah kesalahan, tumpang tindih data, dan potensi penyelewengan anggaran.
Keterbukaan informasi desa melalui sistem digital juga memperkuat prinsip akuntabilitas. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses laporan keuangan desa, rencana pembangunan, serta distribusi bansos dengan transparan. Ini menciptakan ruang partisipasi dan kontrol sosial yang sehat, di mana warga bukan sekadar penerima layanan, tetapi juga pengawas dan mitra dalam pembangunan desa.
Baru-baru ini, langkah konkret menuju digitalisasi desa kembali dilakukan di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Sebuah pelatihan Digides diadakan untuk para perangkat desa, dengan menghadirkan Ansori, anggota Tim Digides, sebagai narasumber utama. Dalam pelatihan tersebut, peserta dibekali pemahaman dan keterampilan teknis untuk mengoperasikan sistem digital desa, mulai dari input data kependudukan, manajemen administrasi, hingga pengelolaan informasi keuangan desa secara terbuka.
Namun, keberhasilan digitalisasi tentu tidak terjadi secara otomatis. Diperlukan dukungan infrastruktur internet yang memadai, pelatihan bagi perangkat desa, serta edukasi digital bagi masyarakat. Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, perlu memberikan pendampingan agar transformasi digital ini tidak hanya menjadi proyek teknologi, melainkan benar-benar memberi manfaat nyata.
Digides hadir untuk mempermudah dan bukan menggantikan peran manusia, tapi memperkuatnya. Dengan sistem ini, desa bisa melayani warganya lebih baik, lebih cepat, dan lebih jujur. Sudah saatnya semua desa berani melangkah menuju digital, karena masa depan pemerintahan desa ada di ujung jari kita.