 |
| Foto Bantuan Pangan |
SeputarDesa.com - Landak, Sebuah video amatir berdurasi singkat yang direkam oleh warga Kabupaten Landak mendadak viral di media sosial. Bukan sekadar keluhan, video ini menjadi tudingan keras terhadap praktik kotor dalam penyaluran bantuan pemerintah di tingkat desa.
Dalam rekaman yang menyebar cepat di berbagai platform, seorang warga secara terang-terangan membeberkan dugaan pemotongan bantuan sosial. Ia menunjukkan bahwa jatah resmi dari pemerintah pusat sebanyak dua karung, namun yang diterima hanya satu.
"Ini bantuan pemerintah, difoto dua karung, tapi yang dikasih cuma satu. Yang satu karung ke mana?" ujarnya lantang, menyoroti dugaan manipulasi dalam proses distribusi. Tak hanya bernada kecewa, pertanyaannya juga menggambarkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat desa.
Video tersebut langsung memicu gelombang kemarahan publik. Banyak warganet mempertanyakan ke mana sebenarnya jalur distribusi bantuan mengalir, dan siapa yang bermain di balik lenyapnya hak rakyat kecil.
Praktik pemotongan bantuan bukan hal baru. Namun ketika warga mulai mendokumentasikan dan menyebarkannya sendiri, skandal ini tak bisa lagi ditutupi dengan dalih teknis atau kesalahan administrasi. Dugaan kuat bahwa ada oknum di tingkat desa yang ‘bermain’ dalam distribusi bantuan kembali mencuat ke permukaan.
Sejumlah aktivis anti-korupsi mendesak aparat penegak hukum untuk tidak tinggal diam. “Jika satu karung saja sudah dipreteli, lalu berapa banyak bantuan yang hilang secara sistematis di desa-desa lain?” kritik seorang pemerhati kebijakan desa di Kalimantan Barat.
Desakan pun menguat agar pemerintah segera melakukan audit independen terhadap penyaluran bantuan di seluruh wilayah Kabupaten Landak. Pemerintah pusat diminta tidak tutup mata dan segera mengevaluasi aparat pelaksana di bawahnya.
Warga berharap, video viral ini bukan sekadar sensasi sesaat, tetapi menjadi titik balik untuk membongkar praktik-praktik gelap yang selama ini menyusup dalam program bantuan sosial.
"Jika satu karung bisa hilang tanpa jejak, maka keadilan pun sedang dikebiri perlahan."
