![]() |
Sudihartono Purba (37), petani milenial juga Kepala Desa Sisordak, Kecamatan Parmonangan, Tapanuli Utara budidaya tumpang sari tomat, cabai dan jeruk madu |
SeputarDesa.com - Tapanuli Utara, Kepala Desa Sisordak, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, Sudihartono Purba, tak sekadar menjalankan tugas administratif sebagai pemimpin desa. Di luar itu, ia tampil sebagai sosok inspiratif dan menjadi panutan warga, khususnya para petani dan generasi muda yang mulai melirik sektor pertanian.
Bukan tanpa alasan Sudihartono dianggap panutan. Pria energik yang sudah dua periode menjabat sebagai kades ini berhasil menunjukkan bahwa pertanian bisa menjadi pilar ekonomi yang menjanjikan. Ia pun aktif mendorong generasi milenial di desanya untuk serius menekuni sektor pangan.
"Pertanian itu menjanjikan. Asalkan dikelola dengan serius, bisa mendongkrak ekonomi keluarga dan desa," ujarnya saat ditemui di lahan pertaniannya di Desa Sisordak, Rabu (16/7/2025).
Dengan mengusung metode tumpang sari, Sudihartono mengelola lahan seluas satu hektare miliknya dengan menanam tiga komoditas sekaligus: cabai, tomat, dan kopi. Strategi ini bukan hanya memaksimalkan penggunaan lahan, tetapi juga menekan risiko gagal panen karena diversifikasi komoditas.
“Di lahan ini, kita menanam tiga jenis tanaman cabai, tomat, dan kopi. Sekarang lagi panen tomat. Ini salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga stabilitas pendapatan,” ungkapnya.
Pegang teguh pada motto hidup “Mangasahon Ijur Bagi” (Tekun dalam keyakinan), Sudihartono mengaku belajar dari kerasnya kehidupan yang pernah ia alami. Pengalaman itu justru menjadi bekal dan motivasi untuk menekuni pertanian secara serius.
“Kalau kita lihat, kualitas lahan di Sisordak tidak kalah dengan daerah lain seperti Dairi, Simalungun, atau Karo. Kita hanya perlu belajar dari cara mereka dan menerapkannya di lahan kita,” tegasnya.
Hasilnya tidak main-main. Dari budidaya tomat dan cabai saja, ia mengaku bisa meraih keuntungan hingga hampir Rp1 miliar setiap musim panen. Kunci keberhasilannya ada pada integrasi metode tanam dengan memperhatikan faktor cuaca dan dinamika harga pasar.
Pemerintah Desa Sisordak, di bawah kepemimpinannya, juga aktif memberi dukungan kepada warga terutama anak muda agar tidak malu menggeluti pertanian. Mayoritas petani di desa ini kini mulai menerapkan sistem tumpang sari di lahan masing-masing.
Namun demikian, tantangan tetap ada. Sudihartono menyoroti masalah krusial yang dihadapi petani, yakni minimnya akses irigasi.
“Warga sangat berharap perhatian dari Pemkab Tapanuli Utara untuk membangun sumber air. Saat musim kemarau, lahan di Sisordak sangat kesulitan air,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Sudihartono juga menyatakan dukungannya terhadap program ketahanan pangan nasional yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto. Ia menilai bahwa desa-desa seperti Sisordak memiliki potensi besar dalam menyukseskan program tersebut, khususnya dalam penyediaan pangan sehat dan sesuai dengan kebutuhan lokal.
Dengan semangat, keberhasilan, dan kepeduliannya terhadap masyarakat, Sudihartono Purba menunjukkan bahwa seorang kepala desa bisa menjadi motor penggerak perubahan bukan hanya dari balik meja, tapi langsung dari ladang.(**)