SeputarDesa.com - Solo, Di tengah geliat dinamika masyarakat urban dan arus perantauan yang semakin masif, kebutuhan akan ruang kebersamaan dan identitas kultural semakin penting bagi para perantau. Hal inilah yang melatarbelakangi lahirnya Ikatan Keluarga Banyuwangi Soloraya (IKAWANGI Soloraya) — sebuah paguyuban yang mewadahi warga asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang menetap atau mengadu nasib di wilayah Solo Raya, yang mencakup Kota Surakarta, Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Kartasura, Karanganyar, hingga Sragen.
Secara resmi, IKAWANGI Soloraya dideklarasikan pada Sabtu malam, 21 Juni 2025 pukul 21.21 WIB, dalam sebuah pertemuan besar di Fedhangan Datu Barokah – Omah Melon Culinary, Solo. Momen ini bukan sekadar pengukuhan sebuah organisasi, melainkan juga menjadi tonggak sejarah lahirnya ruang kolektif yang akan menjadi tempat pulang, berbagi, dan berjuang bersama bagi masyarakat Banyuwangi di perantauan.
Dari Gagasan ke Kenyataan: Ikhtiar Bersama Merawat Identitas
Gagasan pendirian IKAWANGI Soloraya berangkat dari keresahan dan sekaligus harapan sejumlah tokoh asal Banyuwangi yang telah lama menetap di kawasan Solo Raya. Mereka menyadari bahwa banyaknya warga Banyuwangi — mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja informal, profesional, hingga pelaku UMKM — membutuhkan wadah untuk berinteraksi, saling membantu, serta menjaga budaya daerah agar tidak tercerabut oleh arus globalisasi.
Nama “Ikawangi Soloraya” sendiri bukan nama sembarangan. Ia lahir dari inisiatif dan dialog panjang tokoh-tokoh perantau asal Banyuwangi di Soloraya yang merasa penting untuk merawat keterikatan identitas sebagai “wong Blambangan” (sebutan untuk orang Banyuwangi) sekaligus memperluas jejaring kebersamaan. Dalam waktu singkat, semangat ini menyebar cepat dan mendapat respons positif dari warga Banyuwangi di berbagai kabupaten/kota se-Soloraya.
Deklarasi dan Semangat Persaudaraan
Malam deklarasi tersebut berlangsung khidmat sekaligus meriah. Selain membentuk struktur kepengurusan tetap, acara juga diselingi dengan hiburan seni dan lagu-lagu daerah khas Banyuwangi yang secara khusus didatangkan langsung dari kampung halaman. Aroma budaya lokal begitu kental mewarnai suasana, menjadi pengingat akan akar dan jati diri yang tak pernah luntur meski berada di tanah rantau.
Kegiatan malam itu digelar dengan anggaran sebesar Rp 356.000, yang dihimpun secara swadaya dari kas organisasi dan sumbangan sukarela para anggota. Hal ini menunjukkan semangat gotong royong yang begitu kuat di antara para perantau.
Dalam surat resmi yang ditandatangani Bapak Jumadi sebagai Ketua Panitia sekaligus Ketua Umum IKAWANGI Soloraya, bersama Ach. Haris K.S. sebagai Sekretaris dan Bapak Hari Iswatudi sebagai Bendahara, ditegaskan bahwa tanggal 21 Juni 2025 akan menjadi Hari Lahir resmi Ikawangi Soloraya yang akan diperingati setiap tahun sebagai wujud rasa syukur dan pengingat semangat awal pendirian.
Misi Sosial dan Budaya: Lebih dari Sekadar Paguyuban
IKAWANGI Soloraya tidak hanya ingin menjadi tempat kumpul dan silaturahmi biasa. Lebih dari itu, organisasi ini hadir dengan misi yang lebih luas: menjadi penggerak solidaritas sosial, penguat ekonomi warga, pelestari budaya Banyuwangi, serta mitra strategis pemerintah dalam pembangunan.
Dalam pernyataannya, pengurus menyampaikan bahwa keberadaan Ikawangi Soloraya akan diarahkan pada tiga garis besar misi:
-
Membina persatuan dan kesatuan warga Banyuwangi di rantau, dengan prinsip kekeluargaan dan gotong royong sebagai fondasi.
-
Menjadi wadah pembinaan dan pelestarian seni-budaya daerah, khususnya budaya Banyuwangi yang kaya dan unik.
-
Mengembangkan program sosial-ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, termasuk penyediaan informasi peluang kerja, tempat tinggal bagi pelajar dan pendatang baru, serta bantuan sosial bagi warga yang membutuhkan.
Berbagai program telah dirancang, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Dalam waktu dekat, misalnya, Ikawangi Soloraya akan memetakan potensi warga perantauan yang bisa saling menopang—mulai dari membuka jaringan usaha kecil, kolaborasi antar-UMKM, hingga pengembangan beasiswa dan rumah singgah bagi pelajar.
Sinergi Menuju Indonesia Emas
Tidak berhenti pada lingkup internal, Ikawangi Soloraya juga membuka ruang kolaborasi eksternal. Organisasi ini berkomitmen untuk mendukung program-program pembangunan pemerintah serta bersinergi dengan berbagai instansi, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dengan demikian, keberadaan Ikawangi Soloraya bukan hanya bermanfaat bagi anggotanya, tetapi juga ikut andil dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Semangat ini menjadi bukti bahwa diaspora warga Banyuwangi bukan sekadar perantau biasa. Mereka adalah agen perubahan yang siap mengambil bagian dalam pembangunan, tanpa melupakan akar budayanya. Dengan soliditas yang terus dijaga dan semangat kebersamaan yang menyala, Ikawangi Soloraya diyakini akan tumbuh sebagai kekuatan sosial yang kokoh di tanah rantau.(**)
Pewarta : A. Haris KS