Notification

×

Iklan

 


Iklan

 


Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pengangguran Tertinggi di ASEAN, Indonesia Nomor 1: Tanda Bahaya Serius untuk Masa Depan?

Sabtu, 17 Mei 2025 | 17:59 WIB | 17 Views Last Updated 2025-05-17T11:08:28Z

Seputar Desa.Com - Jakarta, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di kawasan ASEAN. Berdasarkan laporan IMF, World Economic Outlook edisi April 2024, tingkat pengangguran Indonesia tercatat sebesar 5,2%, mengungguli Filipina (5,1%), Malaysia (3,5%), Vietnam (2,1%), Singapura (1,9%), dan Thailand (1,1%).

Data tersebut menjadi peringatan serius di tengah upaya Indonesia memanfaatkan bonus demografi dan menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.

Catatan: Pengangguran yang dimaksud adalah penduduk usia ≥15 tahun yang aktif mencari kerja, tidak termasuk mahasiswa, ibu rumah tangga, atau yang tidak mencari pekerjaan. 

Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Meski memiliki kekuatan demografi yang besar, Indonesia masih menghadapi tantangan struktural serius di sektor ketenagakerjaanDi antaranya:
- Terbatasnya lapangan kerja berkualitas
- Ketidaksesuaian antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri
- Minimnya akses pelatihan keterampilan berbasis lokal
- Kurangnya keberpihakan terhadap sektor informal dan akar rumput

Suara dari Daerah

Junaidi Farhan Ketua Umum Forum Mermbangun Desa ( Formades ), menyampaikan bahwa angka ini merupakan “alarm keras” bagi semua pihak, termasuk pemerintah dan lembaga pendidikan.

“Indonesia punya potensi luar biasa, tapi kalau tidak dikelola dengan baik, tingginya pengangguran ini bisa menjadi bom waktu,” ujar Farhan.

Kemudian Junaidi Farhan, aktivis sosial yang merupakan Ketum Formades, menyoroti pola pikir masyarakat yang masih pasif.

“Problem ini akan sulit teratasi apabila tidak ada keberanian mengubah mindset masyarakat Indonesia yang cenderung menunggu dan menerima. Harus diubah menjadi mencipta dan memberi,” tegasnya.

Menurut Junaidi, saatnya anak muda berani tampil sebagai entrepreneur—pencipta lapangan kerja, bukan sekadar pencari kerja.

Langkah Solusi: Dari Pusat Sampai Desa
Pakar dan aktivis menyarankan sejumlah solusi konkret:

- Revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan kerja berbasis kebutuhan daerah
- Penguatan UMKM dan ekonomi kreatif lokal
- Pemberdayaan BUMDes sebagai motor ekonomi desa
- Pembukaan akses permodalan bagi pemuda dan perempuan
- Kolaborasi lintas sektor: pemerintah, swasta, ormas, dan pendidikan

Kesimpulan: Jangan Bangga Jadi Nomor 1
Tingginya angka pengangguran bukan sekadar statistik, tapi cermin krisis struktural yang harus ditangani bersama. Ini saatnya mendorong ekosistem kerja yang inklusif, kreatif, dan pro-rakyat.

“Saatnya bergerak. Dari pusat sampai desa, dari komunitas sampai keluarga. Jangan biarkan generasi kita kehilangan harapan di tengah krisis lapangan kerja,” pungkas Farhan.

Editor: M Irwani NU 
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update