Seputar Desa.com - Jombang, Dulu, Desa Bedahlawak di Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, akrab dengan pemandangan kurang sedap. Sampah berserakan di mana-mana, mulai dari tepi jalan hingga aliran sungai.
Aroma tak sedap menjadi teman sehari-hari, dan estetika lingkungan pun luntur tertutup gunungan residu rumah tangga. Namun, kini wajah desa ini perlahan berubah.
Sebuah langkah inovatif yang digagas Pemerintah Desa (Pemdes) Bedahlawak, berkolaborasi erat dengan warganya, berhasil menyulap lingkungan menjadi lebih bersih dan nyaman.
Kunci perubahan ini terletak pada kesadaran akan masalah dan kemauan untuk mencari solusi konkret.
Kepala Desa Bedahlawak Masrum, menuturkan bahwa kepadatan penduduk menjadi salah satu biang keladi permasalahan sampah di wilayahnya.
“Lahan pekarangan yang semakin sempit membuat warga kesulitan menampung sampah rumah tangga, sehingga jalan pintasnya adalah membuang di sembarang tempat,” ungkapnya pada Senin (12/5).
Menyikapi kondisi memprihatinkan ini, Pemdes Bedahlawak tak tinggal diam. Mereka menggagas pengelolaan sampah yang terstruktur melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Langkah pertama yang diambil adalah menyediakan tong sampah secara cuma-cuma untuk seluruh rumah tangga. Pendanaan untuk pengadaan fasilitas penting ini berasal dari Dana Desa (DD), menunjukkan komitmen pemerintah desa dalam mengatasi persoalan lingkungan.
Tak hanya itu, sebuah sistem pembuangan sampah satu pintu menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) juga diberlakukan. Untuk menunjang operasional sistem ini, ditetapkan iuran bulanan sebesar Rp 10 ribu per kepala keluarga. Masrum memastikan pengelolaan iuran ini dilakukan secara transparan.
“Dari Rp 10 ribu itu, Rp 2.500 kita alokasikan untuk biaya pengelolaan ke Dinas Lingkungan Hidup (LH), sementara sisanya Rp 7.500 digunakan untuk operasional, termasuk gaji petugas pengangkut sampah yang saat ini berjumlah satu orang dengan gaji Rp 3 juta, serta biaya perawatan armada,” jelasnya.
Upaya kolektif ini membuahkan hasil yang nyata. Menurut penuturan Masrum, kini nyaris tak lagi ditemukan tumpukan sampah yang mengotori sungai maupun pinggir jalan.
Kades berusia 59 tahun itu berharap perubahan positif ini dapat terus dipertahankan demi kesehatan dan kenyamanan seluruh warga Desa Bedahlawak.
Namun, inovasi Bedahlawak tak berhenti pada kebersihan lingkungan semata. Masrum mengungkapkan visi jangka panjang yang lebih ambisius terkait pengelolaan sampah di desanya.
“Secara ekonomi, kami akan mengelola sampah ini melalui pemilahan agar dapat menghasilkan pendapatan bagi desa,” tegasnya.
Langkah ini diharapkan tidak hanya menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Bedahlawak.
Inisiatif yang dilakukan Desa Bedahlawak ini menjadi oase di tengah permasalahan sampah yang kerap menghantui banyak daerah.
Sinergi yang kuat antara pemerintah desa dan warganya, didukung dengan pengelolaan yang transparan dan visi ekonomi yang jelas, menjadikan Bedahlawak sebagai contoh inspiratif bagi desa-desa lain dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan lestari.
Langkah kecil dari Jombang ini membuktikan bahwa dengan kemauan dan inovasi, perubahan besar dapat diwujudkan.(Tim)
Editor : M Irwani N Umam