 |
| Foto : Aliansi Masyarakat Tertindas Kabupaten Lumajang. |
Aliansi Masyarakat Tertindas Kabupaten Lumajang pada Senin (1/9/2025) resmi melaporkan akun media sosial instagram “Wiga Today” ke Mapolres Lumajang. Laporan tersebut berkaitan dengan dugaan pencemaran nama baik terhadap aliansi dan institusi kepolisian.
Dalam laporan yang disampaikan, pihak aliansi menilai salah satu unggahan akun Instagram “Wiga Today” memuat pernyataan yang bersifat fitnah. Postingan tersebut menyinggung bahwa aksi solidaritas "1000 Lilin" yang digelar aliansi bersama masyarakat lumajang pada tanggal (30/08/2025) sabtu malam diduga dimotori oleh Polres Lumajang dengan melibatkan sejumlah anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).
Unggahan itu juga menyinggung bahwa aksi demonstrasi seolah telah dirancang sedemikian rupa sehingga berakhir dengan ketegangan namun tetap dalam kendali aparat kepolisian. Bahkan disebutkan, keterlibatan kendaraan taktis seperti water cannon (Baracuda) menjadi indikasi skenario kericuhan yang diduga telah dipersiapkan Polres Lumajang dan anggota HMI.
.jpeg) |
| Foto : (SC) Akun Instagram "WIGA TODAY". |
Ketua "Aliansi Masyarakat Tertindas" Kabupaten Lumajang, Dani, menegaskan bahwa narasi tersebut tidak benar dan bersifat provokatif. Ia menyebut informasi yang disampaikan akun itu sebagai hoaks yang dapat berpotensi memecah belah masyarakat Lumajang.
“Postingan itu jelas mengandung fitnah. Selain mencemarkan nama baik aliansi, juga berpotensi memprovokasi masyarakat terhadap institusi kepolisian, khususnya Polres Lumajang,” kata Dani dalam keterangan resminya.
Dani menambahkan, pernyataan tersebut sangat tidak pantas dilontarkan di tengah situasi masyarakat Lumajang yang sedang memperjuangkan keadilan. Menurutnya, tuduhan seperti itu hanya akan memperkeruh suasana dan mengganggu perjuangan masyarakat lumajang.
Sementara itu, Nibras Senna, salah satu orator aksi 1000 lilin, menyampaikan dugaan bahwa akun “Wiga Today” dimiliki oleh seorang oknum mahasiswa ITB Widya Gama Lumajang. Dugaan ini muncul karena akun tersebut kerap membagikan aktivitas kampus dalam unggahannya.
Nibras meminta pihak kepolisian untuk segera menindaklanjuti laporan tersebut agar persoalan tidak semakin meluas. Ia menekankan pentingnya penegakan hukum terhadap penyebar informasi yang dinilai tidak benar.
Dengan laporan ini, Aliansi Masyarakat Tertindas Kabupaten Lumajang berharap penyidik Polres Lumajang segera melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pihak aliansi menegaskan komitmennya untuk menempuh jalur hukum sebagai langkah menjaga kondusivitas Kabupaten Lumajang sekaligus melindungi nama baik institusi kepolisian khususnya Polres Lumajang. [HADI]
