
SeputarDesa.com, Jombang – Peta politik Kabupaten Jombang kini diwarnai oleh munculnya figur muda penuh pengaruh, Octadella Bilytha Permatasari, S.T., M.B.A. Intl.. Di usianya yang baru 31 tahun, ia sudah berhasil menempati posisi strategis sebagai Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Jombang periode 2024–2029 sekaligus menjabat Ketua DPC Partai Gerindra Jombang.
Kombinasi dua jabatan penting tersebut menegaskan bahwa Octadella bukan sekadar pelengkap dalam dinamika politik lokal. Ia menjelma menjadi salah satu tokoh kunci yang menentukan arah kebijakan, baik di parlemen maupun di tubuh partai. Posisinya di legislatif memperkuat pengaruh Gerindra di Jombang, sementara kepemimpinannya di partai membuka jalan konsolidasi yang lebih solid di tingkat akar rumput.
Sebagai legislator dari Dapil 6 Jombang, Octadella tampil vokal memperjuangkan isu-isu krusial, mulai dari pembangunan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi, hingga penguatan peran generasi muda dan perempuan dalam pembangunan daerah. Kehadirannya di parlemen bukan hanya simbol regenerasi politik, melainkan juga representasi dari munculnya wajah baru politik Jombang yang lebih segar dan visioner.
Latar belakang akademiknya memperkuat legitimasi politiknya. Lulusan ITS Surabaya (2016) dengan gelar Sarjana Teknik serta pemegang gelar Master of Business Administration (MBA International) dari Deakin University, Australia (2020), menjadikan Octadella salah satu politisi muda Jombang dengan kualitas pendidikan internasional.
Tak bisa dimungkiri, statusnya sebagai putri Bupati Jombang H. Warsubi turut menjadi sorotan. Namun, kiprahnya yang cepat menanjak di panggung politik membuktikan bahwa ia tidak sekadar menunggangi nama besar keluarga. Justru, ia tampil dengan karakter kepemimpinan sendiri tegas, terukur, dan visioner.
Kini, dengan kursi pimpinan DPRD di tangan dan kendali Gerindra Jombang di bawah komandonya, Octadella Bilytha Permatasari dipandang sebagai magnet politik baru yang mampu mengubah arah perpolitikan di Jombang. Banyak pihak menilai, kehadirannya bukan hanya fenomena lokal, tetapi juga sinyal kebangkitan generasi muda dalam kancah politik nasional.(**)