
![]() |
Foto : Aksi Aliansi Masyarakat Tertindas Di Depan Mapolres Lumajang. |
Sejak dimulai, aksi berjalan damai. Ratusan massa menyalakan lilin, menggelar doa bersama, dan mendengarkan orasi dari sejumlah perwakilan. Mereka menuntut Polres Lumajang segera mempercepat proses hukum terhadap anggota Brimob yang diduga melindas Affan hingga meninggal dunia. Selain itu, massa juga mendesak pemerintah dan DPR segera mengesahkan undang-undang perampasan aset untuk koruptor.
Puncak aksi ditandai dengan pembacaan doa dan pelaksanaan sholat ghaib yang diikuti para peserta aksi bersama Kapolres Lumajang. Suasana haru sempat menyelimuti kerumunan, memperlihatkan solidaritas masyarakat atas peristiwa tragis yang menimpa Affan Kurniawan.
![]() |
Foto : Massa Aksi Melaksanakan Sholat Ghaib Bersama Kapolres Lumajang. |
Namun, situasi berubah ketika massa selesai melaksanakan sholat ghaib. Ketegangan meningkat setelah sejumlah orang melemparkan berbagai benda ke arah aparat yang sedang bersiaga. Bentrokan pun tidak dapat dihindari, membuat suasana ricuh dan mencekam.
Diduga, kericuhan itu bukan dipicu oleh massa aliansi masyarakat tertindas. Hal ini ditegaskan orator aksi, Nibras Senna, yang menyebut telah dilakukan pengarahan sebelum aksi agar seluruh peserta menjaga kondusivitas. Ia menduga adanya penyusup yang sengaja memprovokasi kericuhan.
“Kericuhan tadi rata-rata dipicu penyusup, bukan dari aliansi masyarakat tertindas. Bahkan, banyak yang terlihat masih anak-anak di bawah umur. Kami tidak tahu siapa yang mengkoordinir mereka,” ujar Nibras saat ditemui di Lumajang, Sabtu (30/8/2025).
Sementara itu, Kapolres Lumajang mengonfirmasi adanya penangkapan empat orang yang diduga sebagai provokator kerusuhan. Mereka langsung diamankan dari lokasi kejadian untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
“Kami berhasil mengamankan sekitar empat orang yang diduga sebagai provokator. Pemeriksaan mendalam akan dilakukan secara prosedural dan profesional. Jika terbukti ada agenda tertentu di balik kerusuhan ini, akan kami dalami lebih lanjut,” jelas Kapolres Lumajang.
Aksi 1000 Lilin yang awalnya diniatkan sebagai wujud solidaritas dan doa bersama akhirnya tercoreng akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Polisi berjanji mengusut tuntas keberadaan penyusup dalam aksi tersebut, demi menjaga stabilitas keamanan dan memastikan keadilan bagi keluarga almarhum Affan Kurniawan. [HADI]