![]() |
Foto : Agus Dadang Hermawan, SE., Sekjen Forum Membangun Desa (Formades) |
SeputarDesa.com - KBB, Di tengah gembar-gembor pembangunan dan janji manis kesejahteraan, Bandung Barat justru mempertontonkan wajah kemiskinan paling getir seorang warga terpaksa menyantap ayam tiren dari tumpukan sampah. Bukan karena pilihan, melainkan karena sistem yang tak lagi peduli pada manusia. Ini bukan potret kemanusiaan ini bukti kebangkrutan moral dan kepemimpinan.
Agus Dadang Hermawan, SE., Sekjen Forum Membangun Desa (Formades), menyebut insiden ini sebagai tamparan keras terhadap Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat, yang dinilai gagal membaca realitas rakyatnya.
"Kepemimpinan seperti ini bukan hanya lamban, tapi sudah mati rasa. Saat rakyat makan bangkai, pemimpinnya sibuk beretorika di balik meja rapat," ujarnya dengan nada getir.
Lebih jauh, Agus membedah penyakit kronis birokrasi Bandung Barat: minim sinergi, miskin empati, dan sarat pembiaran. Antara kepala desa, camat, hingga dinas teknis berjalan tanpa arah yang sama. Dan di atas semua itu, Bupati duduk di puncak menara gading tanpa komunikasi efektif dengan lapisan bawah.
DPRD pun tak luput dari sorotan tajam. Wakil rakyat yang seharusnya menjadi suara nurani, justru bungkam seperti boneka bisu.
"Mana suara mereka saat rakyatnya mengais bangkai ayam demi makan? Mereka seolah nyaman duduk di kursi empuk, tuli terhadap jeritan warga," kecam Agus.
Kesenjangan ini paling brutal dirasakan warga di selatan Bandung Barat daerah yang selama ini hanya jadi catatan kaki dalam rencana pembangunan. Masyarakat terus disisihkan, dilupakan, dipinggirkan. Dan ketika mereka jatuh ke titik nadir, tak ada tangan pemerintah yang sigap menjangkau.
Agus menyerukan agar Gubernur Jawa Barat dan pemerintah pusat tak tinggal diam.
“Kalau kepala daerah tidak mampu, seharusnya ada intervensi tegas. Jangan tunggu rakyat mati perlahan karena kelaparan atau bunuh diri akibat keputusasaan,” katanya lantang.
Kejadian ini bukan insiden biasa. Ini adalah cermin telanjang kegagalan pemerintahan. Saat rakyat makan dari tempat sampah, sesungguhnya yang busuk bukan ayamnya, tapi sistemnya.
Bandung Barat tidak butuh pemimpin yang pandai membuat slogan. Bandung Barat butuh keberpihakan nyata. Butuh pemimpin yang berjalan di tanah rakyat, bukan terbang di langit ambisi kosong.
Jika hari ini kita diam, maka esok akan lebih banyak perut lapar, lebih banyak mulut yang bungkam, dan lebih banyak kepemimpinan yang gagal dipertanggungjawabkan.
"Bangun. Bertindak. Atau biarkan sejarah mencatat bahwa di Bandung Barat, rakyat memakan bangkai, sementara pemimpinnya berpesta", Pungkasnya (**)