Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

'>

Iklan

Indeks Berita

Gas 3 Kg Langka dan Mahal di Sumenep, Warga Gadu Timur Teriakkan Kekecewaan pada Pemkab

Rabu, 11 Juni 2025 | 18:20 WIB | 017 Views Last Updated 2025-06-11T11:29:20Z



SeputarDesa.com - Sumenep, Kelangkaan dan melonjaknya harga gas elpiji 3 kilogram kembali menghantui warga pedesaan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Salah satu jeritan datang dari seorang warga Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding yang harus keliling belasan toko hanya demi mendapatkan satu tabung gas melon untuk keperluan memasak di rumahnya.


Peristiwa ini terjadi pada Selasa (10/6/2025) hanya beberapa hari usai perayaan Iduladha. Seorang ibu rumah tangga berinisial S panik ketika gas di rumahnya habis saat hendak menyiapkan makanan untuk keluarganya. Ia pun meminta anaknya untuk menukar tabung kosong ke toko pengecer di sekitar desa.


Namun, yang terjadi justru di luar dugaan. Anak S terpaksa mondar-mandir dari satu toko ke toko lain bahkan hingga 15 pengecer yang biasa melayani pertukaran gas elpiji 3 kg—semuanya menjawab serupa: kosong dan belum ada pengiriman.


“Anak saya sampai bingung, semua toko bilang habis. Akhirnya dia ke pasar kecamatan Ganding, itu sekitar 5 sampai 6 kilometer dari rumah,” tutur S kepada SeputaDesa.com.


Upaya itu akhirnya membuahkan hasil. Di sebuah pangkalan di daerah pasar Ganding, mereka berhasil mendapatkan gas 3 kg. Namun harga yang harus dibayar sungguh menguras kantong: Rp25.000 hingga Rp30.000 per tabung, jauh di atas harga normal yang berkisar antara Rp15.000 hingga Rp20.000.


“Kaget sekali, harga melonjak. Biasanya Rp18 ribu paling mahal, ini sampai Rp30 ribu. Kami masyarakat kecil makin sulit,” ujarnya lirih.


Kondisi ini membuat warga semakin mempertanyakan kredibilitas Pemerintah Kabupaten Sumenep khususnya Tim Satgas Pangan yang sebelumnya mengklaim distribusi elpiji 3 kg aman pasca lebaran bahkan menyebut sudah menyalurkan 3.000 tabung gas ke berbagai titik.


“Kalau memang distribusi lancar dan stok aman, kenapa kenyataannya begini? Jangan cuma bilang aman di media tapi di lapangan warga menjerit,” tegas salah satu warga lainnya.


Warga mendesak Pemkab Sumenep tidak hanya sebatas memberikan pernyataan normatif tanpa tindakan nyata. Mereka berharap ada evaluasi serius terhadap jalur distribusi dan pengawasan terhadap para agen maupun pengecer yang diduga bermain harga di tengah kelangkaan.


“Kami tidak minta gratis. Kami hanya ingin harga wajar dan stok tersedia. Ini kebutuhan pokok, bukan barang mewah,” pinta S memungkasi.


Sementara Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sumenep, Dadang Dedy Iskandar saat dikonfirmasi SeputaDesa.com pada Rabu (11/6/2025) belum merespons hingga berita ini diterbitkan. (**)


Pewarta : Abdullah

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN