Oleh : Junaidi Farhan
Ketua Umum Forum Membangun Desa
Indonesia tercatat sebagai jumlah penduduk miskin nomor dua dunia versi world bank dibawah Zimbabwe (84,2%) semestinya pemerintah mencarikan solusi dan kebijakan terbaik untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia bukan menyoal perbedaan penghitungan antara Bank Dunia (World Bank) dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Diketahui Versi Bank Dunia, penduduk miskin Indonesia mencapai 60,3% pada 2024. Ini berarti sekitar 171,8 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Bank Dunia (World Bank) dari 284,44 juta penduduk Indonesia. Perhitungan ini menggunakan standar garis kemiskinan untuk negara berpenghasilan menengah ke atas, yaitu US$ 6,85 per hari.
Sementara menurut Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan persentase penduduk miskin di Indonesia hanya sebesar 8,57% atau hanya 24,17 juta orang.
Perbedaan perhitungan jumlah penduduk miskin versi Bank Dunia dengan BPS yang sangat jauh yaitu menurut Bank Dunia penduduk miskin di Indonesia sekitar 171,8 juta orang sementara versi BPS hanya sekitar 24,17 juta orang yang menjadi pembelaan dipemerintah dalam program pengentasan kemiskinan yang selalu diklaim berhasil dan terus turun setiap tahunnya.
Perbedaan angka kemiskinan antara Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS) disebabkan oleh perbedaan standar garis kemiskinan yang digunakan. Bank Dunia menggunakan standar global, sementara BPS menggunakan standar yang disesuaikan dengan kondisi lokal Indonesia.
Bagi masyarakat umum tidak perlu disodorkan soal perbedaan cara perhitungan jumlah penduduk miskin, tetapi bagaimana pemerintah Indonesia dapat mengatasi kemiskinan di Indonesia, sehingga masyarakat dapat hidup layak minimal mampu memenuhi kebutuhan hidupnya agar lebih baik.(*****)
Editor : M Irwani NU