Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

'>

Iklan

Bupati Jombang Sulap Pendopo Jadi Milik Rakyat

Sabtu, 14 Juni 2025 | 12:55 WIB | 017 Views Last Updated 2025-06-14T06:02:21Z

 


SeputarDesa.com - Jombang, Sabtu pagi, 14 Juni 2025, Pendopo Kabupaten Jombang tidak sekadar berdiri sebagai bangunan bersejarah. Ia bernapas. Bernyawa. Menghidupkan denyut budaya, membukakan pintu kebersamaan, dan menyambut rakyat dengan tangan terbuka dalam acara bulanan bertajuk Pendopo Milik Rakyat, Abah untuk Semua.

Program ini telah menjadi ruang temu yang ditunggu-tunggu. Sekali sebulan, halaman pendopo berubah rupa menjadi taman ekspresi. Anak-anak menari, ibu-ibu bersenam, sinden remaja mengalunkan tembang, dan para pejabat—tanpa jarak protokoler—turun ke tengah rakyat.

Pagi itu, di antara semilir angin dan keramaian yang penuh tawa, suara gamelan dari grup karawitan SMPN 2 Megaluh menyapa pertama kali dari panggung utama. Denting saron dan suara sinden remaja menyusup pelan ke ruang batin yang mungkin mulai jauh dari bunyi-bunyian leluhur.

Tak lama berselang, pentas Tari Remo Boletan tampil memikat. Tarian khas Jombang ini dibawakan lincah oleh anak-anak SDN 2 Karangpakis, Kabuh—menghidupkan kembali tradisi yang semakin langka muncul di ruang-ruang publik.

Namun, kegiatan ini bukan semata panggung hiburan. Ia adalah ruang partisipasi yang hidup. Lebih dari 100 siswa dari berbagai SD seperti Ngoro, Kayangan, dan Bedahlawak hadir meramaikan. Tak ketinggalan, 7 Tim Jumat Berkah dari Dusun Kedungboto Desa Podoroto, Kecamatan Kesamben, serta perwakilan Satpol PP yang menyatu dalam gerak dan canda. Semua larut dalam suasana guyub.

Salah satu segmen yang menarik perhatian adalah ‘Pendopo Tour’. Para peserta diajak menyusuri bagian-bagian penting dari pendopo. Mereka belajar bahwa bangunan ini bukan sekadar simbol administratif, tetapi juga tapak sejarah yang menyimpan kisah panjang tentang kepemimpinan dan budaya Jombang.

Plh. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Wor Windari, menambahkan lapisan makna lewat tayangan edukatif tentang tokoh-tokoh inspiratif dari Jombang, kesenian lokal, dan situs budaya yang terlupakan.

“Acara ini bukan hanya ruang silaturahmi, tetapi ruang belajar tentang jati diri,” ujar Windari. “Anak-anak perlu diperkenalkan pada budaya daerahnya sejak dini, supaya tumbuh rasa bangga dan cinta terhadap tanah kelahiran.”

Dan tentu saja, sosok sentral dari acara ini adalah Bupati Jombang, H. Warsubi—atau yang akrab disapa Abah Warsubi. Dengan gaya kepemimpinan yang membumi, Abah menyambut rakyat dengan senyum lebar dan gestur hangat.

Ia tak berdiri di belakang podium tinggi, tapi hadir di tengah, berjabat tangan, berfoto, dan mendengarkan.

“Saya ingin memastikan bahwa pendopo ini benar-benar milik rakyat,” ucapnya tegas namun lembut. “Bukan hanya gedung megah, tapi tempat di mana masyarakat merasa diterima, dihargai, dan diberdayakan.”

Bagi Abah Warsubi, membangun Jombang bukanlah perkara beton dan bangunan saja. Lebih dari itu, adalah membangun karakter dan rasa memiliki warga terhadap budayanya sendiri. “Inilah wajah Jombang yang ingin kita bangun,” lanjutnya.

Dan memang benar, pagi itu, tidak tampak sekat antara pemimpin dan rakyat. Tidak pula batas usia, status sosial, atau pakaian. Semua duduk bersama, menari bersama, belajar bersama.

Di tengah arus zaman yang kian deras dan global, inisiatif seperti ini menjadi oase. Sebuah pengingat bahwa jati diri tidak ditemukan di luar, tapi di dalam diri dan tanah kelahiran.

Bahwa pembangunan bukan hanya tentang jalan, jembatan, atau gedung. Tapi juga tentang ruang—ruang yang menyatukan hati, mengenalkan budaya, dan menghidupkan kembali yang nyaris terlupakan. Dan di Jombang, ruang itu bernama: Pendopo (**)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update