
SeputarDesa.com, Tanjung – Di tengah musim kemarau yang mulai mengurangi pasokan air, koordinasi lintas instansi di Kecamatan Tanjung justru melahirkan pencapaian bersejarah. Untuk pertama kalinya, wilayah irigasi Jengkelok berhasil menanam padi tiga kali setahun, sebuah capaian yang terwujud berkat manajemen air yang disiplin pasca beroperasinya Bendungan Cilewung Kuningan.
Prestasi ini disampaikan dalam pertemuan koordinasi antarinstansi yang digelar Kemantren Rungkang di Desa Luwungbata, Senin (11/8/2025). Acara bertajuk “Ngobrol Bareng” tersebut dihadiri Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Tanjung, Heriawan, Kepala Desa Luwungbata, serta lima mantri pengelola Irigasi DI Jengkelok diantaranya, Tarsui (Kemantren Cibendung), Rusyani (Kemantren Bantarsari), Dedi (Kemantren Kubangjero), Kusnandar (Kemantren Rungkang), dan perwakilan Kemantren lainnya.
Hasil koordinasi menyepakati pembagian suplai air dari Bendungan Kuningan dengan sistem giliran. Skema ini diyakini menjadi kunci agar pasokan air tetap terjaga untuk lahan pertanian di tengah minimnya curah hujan.
“Sejak Bendungan Cilewung Kuningan beroperasi, baru kali ini petani bisa tanam tiga kali dalam setahun. Ini sejarah,” tegas Tarsui, Mantri Cibendung.
Kepala BPP Kecamatan Tanjung, Heriawan, mengungkapkan rasa terima kasih kepada para pengelola irigasi. “Teman petani itu air, apalagi saat kemarau. Kami sangat menghargai kerja pengelola irigasi yang memastikan air tetap mengalir ke sawah,” ujarnya.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa sinergi antara pemerintah desa, mantri irigasi, dan Dinas Pertanian mampu menjaga ketahanan pangan bahkan di tengah tantangan musim kemarau.(**)
Pewarta : Usman - Biro Brebes